Pengaruh
Iklim Bagi Kesehatan Manusia
Iklim berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena :
·
Reaksi
setiap orang terhadap kondisi iklim berbeda – beda.
·
Kesehatan
manusia tergantung dari lingkungan sekitarnya ( seperti lingkunagn fisis,
manusia lain, perubahan cuaca, dll).
·
Gaya
hidup, entah itu pola dan jenis makanan, fasion ( gaya berbusana ) , cara
betindak dan bertingkah laku, dan sebagainya di tentukan oleh kondisi iklim di
suatu daerah. Bila gaya hidup seseorang tidak sesuai dengan kondisi tempat dan
cuaca maka akan mudah terserang penyakit.
·
Iklim
tidak hanya merugikan manusia. Namun, ada beberapa unsur iklim yang dapat
dimanfaatkan untuk membantu tubuh dalam pencegahan penyakit. Unsur iklim
tersebut antara lain : udara segar, sinar matahari, suhu yang sejuk, dam
kelembaban nisbi yang sedang.
DAERAH
PANAS
a.
Pengaruh
Radiasi
Radiasi matahari yang
kuat dapat menimbulkan penambahan radiasi ultraviolet, sehingga mengakibatkan
kebakaran pada kulit dan dapat memacu terjadinya kanker kulit, selain itu dapat
menyebabkan conjunctivitis, yaitu penyakit mata dimana
conjunctivanya meradang. Gelombang panas yang juga meningkatkan angka
"heat stroke" (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi
salmonela, dan "hay fever" (demam akibat alergi rumput kering).
b.
Pengaruh
Suhu
Suhu ekstrim sering
menimbulkan sakit. Sengatan panas terjadi jika tubuh tidak mampu menghilangkan
panas apabila suhu udara nisbi tinggi diatas suhu tubuh, peristiwa ini dapat
menimbulkan kematian. Bila tubuh menderita kehilangan air dan garam terlalu
banyak pada waktu berkeringat, maka akan terjadi kejang atau kram. Suhu yang
lebih tinggi dapat meningkatkan pembentukan polutan udara selain
karbondioksida. Gas yang berasal dari pembakaran bahan bakar seperti minyak dan
batu bara menambah polusi udara. Paparan polutan tersebut dapat menyebabkan
udara panas terperangkap dan mengikat zat-zat beracun dan memperberat penyakit
kardiovaskular dan pernapasan sehingga dapat menyebabkan kematian dini.
c. Pengaruh Kelembaban
Keadaan suhu dan
kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan meletusnya bintik-bintik kulit yang
sangat gatal, misalnya kudis. Hal ini dapat dihindari dengan memindahkan
penderita ketempat lain yang iklimnya lebih sehat. Keadaan yang panas disertai
kelembaban yang sangat rendah dapat mengakibatkan pecah-pecah pada kulit dan
bibir, selain itu dapat menimbulkan pendarahan pada hidung.
d.
Pengaruh
Tekanan Udara
Tekanan udara ada
hubungannya dengan ketinggian, tekanan udara berkurang dengan bertambahnya
ketinggaian suatu tempat. Ditinjau dari segi tekanan atmosfer, tidak mungkin
manusia akan hidup atau tinggal secara terus menerus pada daerah dengan
ketinggian diatas 17.000 kaki atau 5.180 m karena atmosfernya menipis sehingga
jumlah zat asam yang dibutuhkan sangat kurang.
e.
Curah
Hujan
Curah hujan yang banyak dengan hujan
yang terus menerus dapat menimbulkan banjir. Adanya banjir dapat memberikan
tempat yang sesuai untuk nyamuk berkembang biak sehingga jumlahnya bertambah.
Banjir juga menimbulkan penyakit menular seperti leptospirosis akibat adanya
kontaminasi air dengan kotoran tikus. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
tercemarnya air dengan mikroorganisme patogen umumnya terjadi di negara-negara
miskin, dimana pasokan air dan sanitasi tidak adekuat. Berbagai penyakit
menular dan penyakit mental. Leptospirosis, diare, gangguan saluran pernapasan,
scabies, tifoid, dan penyakit lainnya mengancam warga pasca banjir. Sedangkan kekeringan menyebabkan kurangnya
air yang tersedia untuk mencuci dan sanitasi serta meningkatkan resiko terjadinya
penyakit menular. Kekeringan juga menyebabkan panen terancam gagal dan produksi
panen menurun, Akibatnya masyarakat terancam kekurangan pangan dan kelaparan
yang mengarah pada terjadinya penyakit dan malnutrisi yang pada akhirnya
meningkatkan kerentanan individu terhadap penyakit.
Vector
borne disease (VBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh gigitan
infeksi spesies-spesies arthropoda, misalnya nyamuk, lalat, kutu, kepinding,
dan sebagainya. Di timur laut Amerika, ditemukan bukti respons genetik (mikro
evolusioner) dari spesies nyamuk Wyeomia smithii untuk meningkatkan jumlah
mereka dan mereka dalam dua dekade ini muncul di musim semi lebih awal.
Walaupun spesies itu bukan merupakan vektor yang dapat menyebarkan penyakit ke
manusia, tetapi spesies ini memiliki hubungan yang dekat dengan spesies vektor
arbovirus lainnya yang dimungkinkan mengalami perubahan/evolusi genetis juga.
Selain itu perubahan distribusi geografis vektor sandfly dilaporkan terjadi di
Eropa selatan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang spesifik meneliti kausa
perubahan distribusi tersebut.
Virus
berbasis vektor lainnya yang palin menjadi pusat perhatian seluruh dunia adalah
dengue. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada hubungan antara kondisi
spasial, temporal, atau pola spasiotemporal terhadap dengue dan iklim. Telah
diketahui bahwa curah hujan yang tinggi serta suhu yang hangat dapat
meningkatkan transmisi virus ini.
Ada
4 pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi hubungan antara
manifes kesehatan dan pajanan oleh perubahan curah hujan, ketersediaan, dan
kualitas air:
1.
Hubungan antara
ketersediaan air, akses air bersih di perumahan, dan beban kesehatan akibat
penyakit diare
2.
Peran curah hujan
ekstrim (lebatnya curah hujan dan kekeringan) dalam memfasilitasi kejadian luar
biasa water borne disease lewat suplai air lewat jaringan pipa ataupun air
permukaan.
3.
Efek suhu dan runoff
dengan kontaminasi bahan kimia dan mikrobiologi pada garis pantai, tempat
rekreasi, dan air permukaan
4.
Efek langsung suhu pada
insidens diare.
DAERAH DINGIN
Di daerah dengan suhu rendah tidak
banyak mendatangkan penyakit, masalah terbesarnya hanya bentuk penyesuaian
tubuh pada kondisi yang sangat dingin, keadaan suhu yang sangat dingin dapat
menimbulkan radang kedinginan yang sangat berbahaya terutama sakit radang
paru-paru (pneumonia). Sakit radang
paru-paru banyak ditemukan di tanah tinggi Bolivia pada waktu musim dingin
sering dikenal sebagai musim kematian, juga seringnya terdapat orang – orang
yang terkena penyakit hipotermia. Selain itu jika tubuh tidak bisa beradaptasi
dengan baik maka akan sering kram di bagian-bagian tertentu pada tubuhnya.
Iklim laut dengan kelembaban yang tinggi dan musim dingin yang lembab dapat
menimbulkan penyakit encok dan penyakit tulang.
Dekade ini, dunia digemparkan dengan munculnya fenomena
perubahan iklim. Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah
tidak menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola terbang
burung, suhu dunia yang semakin memanas, dan sebagainya. Para ahli menyatakan
bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah terjadinya pemanasan
global akibat gas rumah kaca (GRK).
Sekarang ini, perubahan iklim menjadi kontributor utama
terjadinya kematian dini dan global burden of disease (beban global penyakit).
Manusia terekspos dampak perubahan iklim lewat perubahan pola cuaca (misalnya
perubahan suhu udara, presipitasi, meningkatnya level permukaan air laut, dan
sering munculnya kejadian-kejadian ekstrim seperti badai, dll) dan secara tidak
langsung lewat perubahan kualitas air, udara, makanan, dan ekosistem
(Confalonieri dkk, 2007: hlm. 393)
Pengaruh Iklim Untuk Bangunan Rumah
Profesor Gerd Jendritzky memberikan statementnya yaitu :
“Cara-cara yang dapat dilakukan misalnya dengan mengubah tata
kota, menambah jalur hijau dan menyesuaikan arsitektur gedung-gedung. Sebagian besar
rumah adat dibangun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan iklim atau cuaca
setempat. Rumah-rumah harus disesuaikan agar tahan cuaca yang esktrem, baik itu
suhu sangat dingin maupun sangat panas.“
Dari
kutipan diatas dapat dikatakan bahwa bangunan rumah cukup berpengaruh terhadap
penyesuaian manusia terhadap iklim yang ada di daerahnya yang juga akan
berimbas pada kesehatannya. Berikut pemaparannya :
Fungsi utama dari arsitektur adalah
harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara
menanggulangi tekanan iklim yang ada. "Stress" yang terjadi harus
seminimal mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim
dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan. Usaha untuk menyeimbangkan
antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim
yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia
dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga
bentuk, yaitu:
1. Kenyamanan thermal (kenyamanan
temperatur panas)
2. Kenyamanan visual (kenyamanan yang ditonjolkan dari seni bangunan)
3. Kenyamanan Audial ( keleluasan bangunan)
Dalam hal ini terutama membahas masalah kenyamanan termal pada bangunan
kecil (tempat tinggal).
Ø Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu
kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia bukan oleh benda, binatang, dan
arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar
arsitekturnya.
Dalam proses perancangan arsitektur dengan memakai pendekatan
iklim, terdapat variabel yang dominan, yaitu:
- Iklim
Gambaran iklim harus diketahui dengan
baik. Karakteristik tahunan atau harian dan masing-masing data di analisa
sehingga dapat diketahui ciri-ciri utama dari iklim setempat. Data-data
tersebut meliputi:
- suhu udara (T, derajat Celcius)
- kelembaban relatif (RH)
- radiasi matahari (MRT, derajat Celcius)
- kecepatan angin yang ada (V, m/dt)
- Biologi
Karakter iklim tersebut di atas kemudian dianalisa menurut syarat-syarat
kenyamanan bagi manusia sebagai pemakai bangunan. Sehingga dapat diketahui
kelakuan iklim tersebut. Selanjutnya akan bermanfaat untuk perancangan
bangunan.
- Teknologi
Apabila telah diketahui iklim yang ada dan iklim yang dikehendaki untuk
kenyamanan, selanjutnya dengan teknologi yang ada perancangan bangunan dapat
diterapkan secara kuantitatif.
Thermal comfort dapat diperoleh dengan
cara mengendalikan atau mengatasi hal-hal berikut:
1. Sumber panas (pembakaran karbohidrat dalam makanan, suhu udara, radiasi
matahari). Untuk itu harus ada heat transfer (menurunkan atau pertukaran panas)
dari tubuh ke lingkungan, dengan cara:
·
Konduksi
Misalnya dengan memegang benda yang dingin atau berpindah ke tempat yang lebih
dingin. Penurunan panas yang terjadi sangat kecil.
·
Konveksi
Pertukaran udara melalui fluida bergerak. Penurunan panas yang terjadi 40%.
Misalnya, saat kepanasan kita keluar untuk mencari udara segar atau fluida
bergerak.
·
Radiasi
Penurunan panas yang terjadi 40%. Radiasi matahari diatasi dengan menjauhi
radiasi tersebut, atau dengan mengurangi makan, sebab makanan menaikkan suhu
tubuh.
·
Evaporasi
Memperbanyak penguapan. Penurunan panas 20% (kipas-kipas untuk mempercepat
evaporasi).
2.
Kelembaban
Harus mengkondisikan atau mengendalikan kelembaban
yang berasal dari:
- Keringat - Benda-benda
- Sumber kelembaban - Sumber air
- Tanaman
Teknologinya dengan memakai dehumidifier (AC), mengatur kelembaban supaya
sesuai dengan yang diinginkan.
Cara mencapai comfort
dilakukan dengan mengendalikan penguapan dan sumber kelembaban, yaitu:
o Penguapan:
keringat diuapkan
o Pengeringan:
sumber air yang tidak perlu, dikeringkan
o Pengembunan
(kondensasi): dengan AC pada udara jenuh
o Penyerapan
(absorbsi)
3.
Angin
Terjadi angin karena adanya beda tekanan:
o Gaya
angin (perbedaan tekanan udara)
o Gaya
suhu (perbedaan suhu udara)
Gaya angin lebih besar daripada gaya suhu.
Contohnya pada proses stack effect.
3.
Radiasi
Panas
Sumber:
- Sinar matahari langsung dan tak langsung (pemantulan dan konduksi)
- Pembakaran
Hal tersebut harus
dikendalikan untuk meningkatkan kenyamanan salah satunya adalah dengan teknologi
passive cooling melalui:
o Penambahan
shading untuk mengatasi sinar langsung.
o Insulasi
panas untuk radiasi yang menembus.
o Permukaan
sebagai diffuser untuk radiasi tidak langsung.
o Vegetasi,
atap dengan ventilasi untuk konveksi.
Untuk permukaan tanah
yang tidak menyerap panas dipakai sistem lantai panggung (mengatasi radiasi
dari tanah)
Tingkat
Perencanaan Lingkungan Binaan dalam Aspek Kenyamanan Thermal
Aspek kenyamanan thermal untuk perencanaan lingkungan binaan mencakup:
1. Eksterior bangunan
2.Interior
3.Selubung
bangunan
Perencanaan terhadap masing-masing
cakupan di atas berkaitan dengan bentuk bangunan, seperti: ketinggian lantai
bangunan, bentuk massa dan dimensi bangunan.
Perencanaan
untuk Bangunan Satu Lantai Eksterior Bangunan
Gubahan massa bangunan, merupakan hal penting yang
harus diperhatikan dalam perencanaan.
Gubahan massa sendiri
dipengaruhi oleh:
- Bentuk bangunan
- Jarak bangunan
- Ketinggian bangunan
- Kondisi bangunan di sekitarnya
- Vegetasi (penutup tanah, perdu, pohon, dan lain-lain)
- Bentang alam (danau, sungai, tebing, bukit, dan jurang)
- Kondisi iklim mikro
- Perkerasan tanah.
Gubahan massa bangunan bertujuan untuk:
- Mengendalikan radiasi matahari
- Mengendalikan angin dan kelembaban.
Pada bangunan satu lantai, udara yang masuk adalah udara lembab yang
menimbulkan dan meningkatkan kelembaban udara dalam ruangan. Penambahan
vegetasi pada ruang luar
harus diperhitungkan supaya pengaliran udara ke dalam bangunan dapat berfungsi.
Jarak vegetasi ke bangunan (s), tergantung dari tinggi (h). Pertimbangan
terhadap vegetasi sama halnya ketika kita membicarakan pagar bangunan.
Pagar menghalangi aliran udara ke rumah
Ketinggian dan bentuk pagar jangan sampai menghalangi pengaliran udara ke
bangunan.
Pagar sirip dapat
mengalirkan aliran udara ke rumah
Rumah ditinggikan dari tanah, sehingga pagar tidak menghalangi pengaliran udara.
Interior Bangunan
Pada siang hari terjadi proses
pemanasan, dan pada malam hari terjadi pelepasan panas (pendinginan). Proses
pendinginan secara berantai (melalui fase-fase) pada bangunan satu lantai tetap
efektif, tapi tidak untuk bangunan berlantai banyak. Massa udara menghambat
radiasi dan konduksi, digantikan dengan konveksi. Kondisi ini disebut dengan
efek termos. Jadi, semakin banyak udara akan menguntungkan.
Untuk memahami secara baik bagaimana pengaruh lingkungan luar
terhadap bangunan, dapat diketahui dengan memahami bagaimana perambatan panas
yang terjadi pada bangunan.
Pada dasarnya perambatan panas terjadi secara bertingkat.
Perambatan panas tersebut berupa:
1. Konveksi
2. Radiasi
3. Konduksi (atap - dinding)
4. Evaporasi
Bentuk bangunan, seperti bentuk atap,
dapat mempengaruhi perambatan panas pada bangunan. Bangunan dengan bentuk atap
datar akan menghantarkan radiasi yang lebih besar daripada bangunan dengan
bentuk atap miring. Hal ini disebabkan karena pada bangunan dengan atap datar,
panas yang diradiasikan ke dalam bangunan jatuhnya tegak lurus dan langsung
masuk ke fase 2.
Sedangkan pada bangunan dengan atap
miring, panas yang masuk terlebih dahulu masuk ke dalam ruang atap, ditahan
dulu oleh udara (mengalami konveksi), sehingga panas yang masuk ke fase 2 lebih
kecil.
Selain bentuk bangunan, bentuk ruangan
juga berpengaruh terhadap kenyamanan. Berikut ini. kita lihat perbandingan
kenyamanan pada beberapa bentuk ruang dengan luas yang sama.
Bentuk lingkaran merupakan bentuk ruang
yang memiliki kenyamanan yang paling tinggi, karena zona pori-porinya kecil dan
jaraknya sama rata dari titik pusat geometri.Pada bentuk persegi panjang,
orientasi mempengaruhi kenyamanan. Pada kotak A, zona pori-pori lebih besar
dari kotak B, sehingga kotak B lebih nyaman.
Selubung Bangunan
Aspek interior, eksterior dan selubung
bangunan dapat saling mempengaruhi dalam perencanaan bangunan. Untuk memperoleh
kenyamanan, bangunan yang mempunyai ruang kecil-kecil akan mempunyai dinding
yang tebalnya berbeda dengan bangunan yang mempunyai ruang-ruang yang besar.
Hal ini disebabkan karena
bangunan dengan ruang-ruang yang kecil, dindingnya akan menyimpan panas yang
lebih besar.
Sedangkan bangunan dengan ruang yang lebih besar, lebih lambat panas dan lambat
dingin (time lag besar).
Untuk bangunan kecil, kenyamanan termal dapat dicapai dengan:
1. Dinding lebih tipis, volume dinding berkurang
2. Menggunakan material dinding dengan kapasitas panas (kemampuan menyimpan
panas) kecil. Kapasitas panas berhubungan dengan massa jenis. Massa jenis A
lebih besar dari massa jenis B, setara dengan kapasitas panasnya.
3. Menggunakan material dinding dengan konduktivitas panas (kemampuan
menyalurkan panas) besar.
Untuk pemilihan bahan, kriteria yang harus diperhatikan:
1. Bangunan kecil:
- Konduktivitas panas besar
- Kapasitas panas kecil
Pilihan bahan dapat berupa:
- Bambu atau kayu, karena bersifat insulasi, yaitu kapasitas panas kecil dan
konduktivitas panas kecil.
- Hindari bahan logam, karena bersifat konduktor, yaitu kapasitas panas besar
dan konduktivitas panas juga besar.
2. Bangunan besar:
- Konduktivitas panas boleh besar
- Kapasitas panas boleh besar
Pilihan
bahan dapat berupa batu kali, bata, semen, seng, dan bahan – bahan lainnya.
Untuk
bangunan besar bahan yang dapat digunakan lebih bervariatif karena ruangnya
lebih luas.
Klasifikasi Ikim Untuk Perumahan
1.
Daerah Tropis
Daerah tropis dapat dibedakan menjadi lima
bagian utama, yaitu: (1) terik lembab, (2) Kepulauan Tropis, (3) terik kering,
(4) savana atau padang rumput, (5) tanah tinggi.
Di daerah terik lembab banyak
terdapat tumbuh-tumbuhan yang rapat sehingga tersedia kayu yang memungkinkan
penduduk membangun rumah untuk melindungi diri dari binatang buas dan insekta.
Daerah kepulauan tropis banyak mempunyai pola
yang sama dengan daerah terik lembab, hanya bedanya disini pengaruh angin darat
dan angin laut lebih tegas. Rumah biasanya dibuat dengan bmbu yang dapat dengan
mudah dinaikan pada waktu hujan lebat dan dapat diturunkan kembali. Rumah
biasanya terdiri dari satu kamar agar dapat mengambil manfaat pengaruh angin.
Pada daerah terik dankering, setengah kering
(semiarid), dan gurun, radiasi matahari sangat kuat sehingga perlu dilindungi.
Rumah dibangun dari bata merah yang memberikan isolasi. Rumah dibangun dengan
banyak loteng untuk memanfaatkan angin dan memberi bayang-bayang pada bagian
bawah. Rancanagan harus sedemikian rupa untuk menjauhi panas siang hari
sehingga diperoleh bayang-bayang (tempat teduh) misalnya jendela kecil, atap
dan dinding dicat putih. Jendela kecil juga bertindak sebagai perlindungan
terhadap badai pasir atau badai debu yang menyerang.
Rumah didaerah savana menggabungkan
karakteristik daerah terik-lembab dan terik-kering. Di daerah savana, biasanya
terdapat pohon kayu dan belukar tetapi pada kenyataannya potongan kayu
berukuran besar dan bahan lainnya mengandung air cukup banyak sehingga merekah
karena efek perubahan musim. Oleh kerena itu tempat tinggal mereka di buat dari
bahan campuran lumpur dan rumput dan dibangun dibawah perlindungan
bayang-bayang pohon yang dikelilingi oleh duri untuk melindungi mereka dari
binatang buas.
Di daerah tanah tinggi, yaitu tempat
yang suhunya berkurang dengan bertambahnya ketinggian, diperoleh rasa
kenyamanan. Untuk menghindari udara yang
dingin rumah dibangun dengan isolasi yang baik dan terlindung dari angin yang
lazim terdapat.
Tipe Rumah Tropis
2.
Daerah subtropis
Daerah subtropis dapat dibedakan menjadi tiga
bagian utama yaitu (1) iklim mediterania (2) daerah pantai timur (3) daerah
gurun.
Semua daerah ini sering mendapat radiasi
matahari yang sangat terik pada musim panas karena itu rumah disini sebaiknya
dibuatkan bayang-bayang (tempat teduh), sedikit penetrasi dan permukaan
berwarna putih.
Bangunan
di daerah mediteran mempunyai kemiripan dengan daerah terik-kering didaerah
tropis, karena pada musim panas tiba menjadi teri dan kering, tetapi untuk
mengatasi musim dingin dibuat perlindungan yang lebih kuat.
Daeah
pantai timur mempunya lebih banyak curah hujan sehinga bangunan disini harus
lebih kuat agar terlindung dari hujan lebat.
Gurun
merupakan daerah dengan suhu paling tinggi di muka bumi dan disini sangat
jarang tumbuh-tumbuhan sehingga para kelana harus memakai kulit binatang untuk
melindunginya. Tenda mereka biasanya dapat diangkat pada sisinya sedemikian
rupa sehingga memperoleh mafaat dari setiap angin yang berhembus.
Tipe Rumah Mediteran
Tipe Rumah di Daerah Gurun
3.
Daerah dingin
Rumah disini biasanya kecil sehingga ada
pengawetan panas radiasi matahari tidak pernah mejadi masalah bahkan sebaiknya
rumah dibangun dengan mengambil manfat dari sinar matahari. Jika penerangan
cahaya matahari tidak diperlukan pada waktu tertentu maka tirai dapat digunakan
untuk melindunginya.
4.
Daerah sangat dingin
Di daerah hutan biasanya mempunyai atap
runcing untuk mencegah tumpukan salju. Timbunan salju dapat menimbulkan masalah
daerah yang sangat dingin karena adanya beban tambahan. Dengan membuat rumah
dari salju akan membuat suhu ruangan didalamnya naik 15derajat dari suhu di
luar rumah salju.
Orang Eskimo membuat jenis rumah didaerah yang
sangat dingin dengan bentuk lingkaran bergaris tengah kira-kira 10 kaki,
dibangun dari balok salju atau batu, balok kayu atau tulang-tulang ikan paus
yang dibungkus dengan kulit binatang. Jalan masuk berbentuk terowongan dan pada
salah satu bidang dalam rumah ada ruang untuk lampu. Panas dari lampu ini akan
naik sehinga menambah kehangatan di bagian dalam rumah.
Rumah Tipe Iklim Sangat Dingin (Iglo/ Rumah Suku Eskimo)
sumber:
Adyatma,
Sidharta.2010.BAHAN AJAR KLIMATOLOGI. Banjarmasin.
adabisnis.com/7-gambar-mengerikan-akibat-global-warming/
(Berbagai sumber)